Penulis: Hasanudin Tinggapy, M.Pd.I. (Dosen Prodi PAI, Uniqbu, eks offesio Pembina LDK At-Taqwa Uniqbu)
OPINI- Dengan Rahmat Allah subhanahu wa ta’ala, aktifis lembaga dakwah kampus sebagai pelaku dan subyek peserta didik merupakan insan akademis muslim menjadi pintu gerbang pengelolaan. Adapun mereka dengan ini menyatakan bahwa memahami konsep, Mafahim dan khitoh pemikiran berdirinya Gerakan Dakwah Kampus Indonesia adalah suatu keniscayaan.
Menyadari sepenuhnya sirah nabawiyah dan khulafar rasyidin hingga pemikiran ulama muta’akhirin dalam lintas sejarah ke-LDK-an.
Analisis Dewan mantan Ambon yang pernah bertugas dan amanah sebagai pusat komunikasi dakwah di perguruan tinggi se-Maluku–IrianJaya erah 1989-2000-an.
Dalam konteks pusat komunikasi ( PUSKOM) dulu wadah kewilayahan al-Muluk bernama PUSKOMDA-MALIRJA tinjaun sejarah (tempo dulu, kini dan akan dating) hingga forum silaturahmi (FS-LDK). Episode dan tradisi FS-hingga kini menjadi habbitat Gerakan dakwah kampus terus tumbuh dan berkembang, dari periode awal hingga dakwah eksis dan lanjut Sustainability menjadi Ekologi dakwah se indonesia. Mengapa di kampus?
Karena dinamika pemikiran, terpenuhinya kebutuhan akal, jasmani dan rohani civitas akademika secara biologis, maupun keberkelanjutan, hingga terpenuhi dakwah insaniah kepada masyarakat kampus. Kemudian merambah di bumi bupolo, hingga tiba tahun dua ribu-an di kampus universitas iqra buru.
Dari aspek pendirian dan pembentukan (tinjauan paska era reformasi) Uniqbu memiliki 8 fakultas, dan 17 program studi. Sebagai pelaku di kampus kerisauan rindu dan cinta dari aktifis dakwah kampus terus berlanjut hingga lahir ke-LDK-an di Uniqbu sebagai organisasi calon cendikia dibidangnya “plus” calon sumber daya manusia di bidang dakwah. Karena mereka sadar kewajiban dakwah sebagaiman perintah al-Qur’an, inna nahnu dhuatan, setiap kita (civitas akademika) adalah kader da’wah/penyeruh kebaikan agar bermanfaat bagi ummah dan bangsa, Khairunas anfahum linnas.
Pada pertemuan giat kali ini, Kampus Uniqbu akan kembali hadir dengan program Rekrutmen Anggota Baru, yang bertujuan untuk membina dan membimbing mahasiswa memahami karakter yang relegius sekaligus berinteraksi dengan kitab alqur’an, buku-buku dan kajian pustaka.
Sehingga lahir ilmu metodologi, memberikan arah, kisah dan hikmah baik ontology, epistemology dan aksiologi. Agar dalam beragama tidak mudah bertaklid buta tampa pengetahuan, karena ada budaya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Adapun giat kali ini, berkoloborasi dengan program ke-Iqra-an yang disebut akan menjadi pendamping dan pembimbing, serta akhir mahasiswa senior menjadi tutor atau asistensi dosen pada guru baca qur’an hingga tuntas tahsin qur’an.
Progam pembinaan intensif baca alqur’an (PIBA), akan melilibatkan lembaga dan stecholder di tingkat universitas. Karena itu peran ke-LDK-an atau lembaga di anggap strategis.
Selain itu, juga berfungsi sebagai metamorphosis bertahap dan menjadi katalisator agar mahasiswa LDK berperan untuk mempercepat baca dan memahami bacaan serta target yang dicapai oleh insan akademis di Uniqbu. Serta berperan membentuk karakter yang baik, hingga out put-nya terbentuk pribadi muslim berakhlaqul karimah.
Dari perseptif studi islam intensif (SII) melalui rekriutmen anggota baru, maka aspek kelembagaan organisasi LDK berikhtiar untuk melahirkan produktifitas kader ke-LDK-an yang kredibel sesuai tuntutan organisasi modern kemahasiswaan yang baik, terbuka, tidak mengorganisasikan diri asing dari organisasi intra atapun ekstra universitas.
Tetapi, sebaliknya berkewajiban kader LDK bersifat Inklusif mampu bergaul dengan orang lain, tanpa mengabaikan nilai-nilai etis dan moral sebagai contoh sidiq (jujur), fatanah (cerdas) tablik (kemampuan) dan amanah dapat dipercaya.
Semoga, istiqamah mengikuti pedoman sunnah Nabi, syariat islami dan dakwah rahmatan lil alamin. Akhirnya menghadirkan iklim baru yang merdekal dan bukan eksklusifitas. Dengan begitu mahasiswa selaku, subyek pelaku obyek dakwah akan dibina untuk berkontribusi dalam medan dakwah baik di komunitas lingkup kampus maupun luar kampus. Karena pada tahap ini, mereka dibina untuk talibul ilmi faridhatun agar tumbuh pengetahuan keislaman yang multi intelegensi dan dapat mengamalkan seperangkat amal dakwah yang ilmiah plus berdakwah antar sesama mahasiswa.
Dengan begitu, mahasiswa terbiasa memiliki jati diri seorang muslim mapan di bidang keilmuanya baik di kampus maupun luar kampus.
Dengan demikian, sebagai mitra/kader kampus memandang “Menjadi Tutor Sebaya” dalam rangka pelatihan SII dan Sosialisasi Program PIBA dan SII pada mahasiswa lama, maupun baru menjadi penting.
Fenomena dicanangkan PIBA kembali oleh wakil Rektor III bidang dakwah dan syiar yakni, berikhtiar untuk mencapai keunggulan bidang kemahasiswaan termasuk pada sektor dakwah. Bermaksud agar mahasiswa dapat mencapai Rana tertentu yakni episentrum filsafat dakwah dalam teori pembelajaran dakwah sesuai taksonomi pembelajaran pada level atau tahap “mahahim (faham) akan tugas dan khitah perjuangan organisasi LDK wadah pembinaan generasi muda kampus.
Harapan dari pada rencana tindak langsung, pemuda sebagai the agen of chang. Mereka, memiliki seperangkat kualitas yang memadai berupa kedewasaan berfikir, emosional, kualitas humanis, kualitas regeligius dan plus da’wah. Dengan Manhaj alami (nilai keNabian) itulah guru berfungsi utama sebagai murobbi untuk menuntun mereka pada prinsip hidup, jalan hidup dan terapi civitas untuk mencapai rukun utama dakwah sesuai kitab-kitab goal utama Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan.
Maka strategi pengimplementasian, akan tepat jika sesuai kompentensi utama (IKU) keilmuan standarisasi dai/mubalig, menurut surat edaran Kepmen DIKTI, kualifikasi kerangka dasar Nasional (KKNI) dan kurikulum kaderisasi Ke-LDK-an, se-Indonesia yang pedoman pada kegiatan literasi baca tulis memahami ke-Iqra-an yang bersifat Fardhu ain pada konteks program dan bukan fardhu kifayah.
Dengan langkah ini pembinaan berkelanjutan menjadi wajib/tarbiyah islamiyah madal hayat. Dengan langkah pertama revolusi Jihad proses dilakukan secara berjamaah di kampus. Ungkapan ini, bermaksud agar kampus biru Uniqbu. Menjadi subyek dakwah pertama dan langkah kedua program mahasiswa dibuat dan dilaksanakan oleh kampus melainkan juga lembaga kemahasiswaan.
Bonus berikut lahan dakwah menjadi luas yang akan dicapai, berdasarkan fiqih prioritas yang dilakukan secara kafah dan terstuktur sesuai syumuliyatul islam.
Dengan begitu sivitas akademika Uniqbu termasuk karyawan dan masyarakat kampus umumnya syiar dakwah akan juga ummah dan akhirnya kampus meraih Rahmat dari Allah SWT.
Begitu juga keberkahan dari kerja, Amal Dakwah yang intensif (berqudha pada Nabi Muhammad) SAW, para sahabat dan ulama mutaa’arhim Maka dakwah Rahmatan lil Alamin itu manfaatnya berguna bagi kita, baik di dunia maupun akhirat. Amiin…
Dengan begitu maka orang bertanya , Apa itu lembaga dakwah kampus? Dapat di jawab dengan konsep pemahaman LDK.
Sehingga berorganisasi di dakwah kampus amat penting kita simak dan bergerak di bidang da’wah untuk melanjutkan misi rabbaniyah. Begitu penting Allah tuhan yang memiliki kejayaan, karena telah di retas jalan para Nabi-nabi, orang-orang mukmin hingga kita selaku pelaku pewarisan cita-cita luhur membentuk pengetahuan, dan citra diri mahasiswa muslim agar beriman dan bertaqwa, mengikuti syariah yang diperintahkan dan ihsan dalam kehidupan beragama di kampus biru Unibu Wallahu Alam Bisyawab. Nasrul Minallah wafatul qarib lahaallahu wala quwata ila billahil adzim. wassalamu’alaikum warahtullahi wabakarakatu.(*)