Penulis: Abd. Rasyid Rumata, Sos.I., M.Sos.I. (Dosen Prodi KPI Univ. Iqra Buru)
OPINI- Tradisi akademik proses pembinaan kecerdasan mahasiswa baru (Maba) pada Universitas Iqra Buru (UNIQBU) dilakukan setiap tahun sesuai kalender akademik, dan saat ini Maba yang berjumlah ratusan sedang mengikuti proses Pesantren Kilat (Peskil) tahun 2024 sebagai syarat awal akademik yang dilaksanakan sejak 26 hingga 28 Agustus 2024.
Peskil merupakan wadah penggemblengan Maba untuk memiliki kematangan intelektual, daya spiritualitas, adab, mental, daya pikir, dan usaha UNIQBU untuk mewujudkan mahasiswa sebagai insan yang produktif, bukan sebaliknya.
Peskil adalah agenda akademik yang menggantikan budaya Orientasi Studi Pengenalan Kampus (Ospek) dan Orientasi Pengenalan Akademik (Opak) yang pernah dilalui UNIQBU.
Bahwa Peskil merupakan proses yang lebih spesifik dalam membina kedisiplinan Maba berdasarkan ajaran agama, orientasi nilai-nilai adab dan ilmu, serta penguatan mentalitas sebagai warga kampus yang handal. Bahwa Peskil sama sekali tidak dibenarkan pembinaan Maba secara fisik, karena UNIQBU senantiasa berada dalam visi misi pendidikan dan dakwah, yang tentunya mengarah pada penguatan ajaran agama dan produktifitas sumber daya manusia (SDM) Maba maupun keseluruhan civitas akademik pada umumnya.
Sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang berjumlah 8 BEM, demikian pula Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Kibar Kreasi (SKK), Mahasiswa Iqra Pecinta Alam (Maqrapala), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Resimen Mahasiswa (Menwa), dan lembaga mahasiswa internal kampus lainnya, haruslah mengarahkan pola pikir dalam pembinaan Maba pada kepentingan yang telah tersampaikan di atas.
Raut wajah peskil itu berbeda jauh dengan Ospek, bahwa Peskil justru lebih mengedepankan pembinaan psikologis dan alam pikir Maba yang menonjol pada kepentingan Adab dan ilmu pengetahuan, lagi-lagi bukan tentang pemaksaan fisik pada hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses peskil sebagai hajat akademik UNIQBU.
Daya serap Maba sebagai peserta peskil terhadap setiap materi yang diuraikan para narasumber, patut dilakukan pengembangan sebagai esensi pembinaan, sehingga harapan untuk menghasilkan kualitas Maba 2024 atau Maba pada setiap tahun akademik dapat tercapai sesuai target.
Mereka Maba diarahkan, diajak, dan ditegaskan untuk memiliki daya kreatifitas, kedewasaan bersikap dan berpikir. Hal tersebut patut dibubuhi dengan ketegasan rutinitas belajarnya, ketekunan mengikuti proses perkuliahan, tekun membaca, menulis, dan tak luput mengikuti diskusi ilmiah, baik secara formal maupun diskusi lepas yang bermuatan ilmiah, kapan dan dimanapun Maba berada. (@mY)