Penulis: Abd. Rasyid Rumata, M.Sos.I. (Dosen Prodi KPI, Univ. Iqra Buru)
OPINI- Terdapat mahasiswa tertentu di Universitas Iqra Buru (UNIQBU) yang tidak lulus sebagai mata kuliah, namun mulus lancar lolos ke tahap ujian akhir studi, mulai dari tahapan Seminar Proposal, Seminar Hasil, hingga dengan sangat mudah dimuluskan lolos ke tahap ujian skripsi.
Tidak lulus mata kuliah, sangat beralasan disebabkan oleh kelalaian mahasiswa itu sendiri, hal paling utama adalah tingkat kemalasan “biji ruku”, alias alpa dalam tata muka perkuliahan, menjadi ukuran mereka tidak pantas lulus mata kuliah. Bahwa kriteria kelulusan mata kuliah secara normatif yang wajib ditunaikan mahasiswa, yakni:
1. Tatap muka atau kehadiran perkuliahan 14 hingga 16 kali pertemuan
2. Partisipasi dalam keberlangsungan pembelajaran
3. Tugas materi kuliah
4. Ujian Tengah Semester (UTS)
5. Ujian Akhir Semester (UAS)
Lima kriteria tersebut tidak bisa diabaikan, selain dari penilaian lain yang berhubungan dengan karakter personal atau kelompok mahasiswa.
Bagaimana bisa seorang mahasiswa bisa melaju mulus dan diloloskan menjadi calon sarjana ditandai dengan tahap awal seminar proposal ? Padahal tidak lulus mata kuliah tertentu.
Pertanyaannya, siapa oknum yang meloloskan mereka tanpa menghargai dosen mata kuliah bersangkutan? Miris.
Banyak dosen mengalami perlakuan yang miris ini, hanya karena mereka masih menggunakan sifat “malu hati”, sehingga fenomena tak mendidik ini terbiarkan.
Akan tetapi ada saatnya nama-nama mahasiswa tersebut pasti terungkap agar menjadi perhatian semua pihak di kampus biru UNIQBU ini, sebab jika perilaku buruk ini terus dilanggengkan, maka dosen mata kuliah dianggap hanya boneka yang tidak memiliki kewenangan, dan kampus ini akan dianggap murah di mata publik. (@)