Media Kapas Iqra

Resiliensi Demokrasi, Mungkinkah?

Redaksi: kapasiqra.com | November 24, 2023

DRAMA-DRAMA menjelang Pemilu 2024 menguatkan kekhawatiran tentang rentannya (vulnerability) demokrasi di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia dikejutkan oleh gagasan penundaan pemilu, juga gagasan tiga periode untuk pemerintahan Jokowi. Ketika gagasan-gagasan tersebut terbukti tidak berlanjut, maka ada optimisme terhadap resiliensi demokrasi Indonesia.

Perjuangan demokrasi secara umum diinisiasi oleh civil society. Indonesia berutang kepada tokoh-tokoh seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholis Madjid, BJ Habibie, Azyumardi Azra, Syafii Maarif, dan tokoh-tokoh yang gigih memperjuangkan demokrasi. Karena perjuangan yang gigih untuk tegaknya demokrasi, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara demokrasi terbesar dengan penduduk mayoritas muslim. Perjuangan tersebut bisa mematahkan anggapan Islam tidak compatible dengan demokrasi.

Demokrasi bisa bertahan karena ada kebijaksanaan, hati nurani, dan akal sehat. Demokrasi harus terus disuarakan agar tidak diselewengkan oleh kepentingan kekuasaan, baik oleh pihak yang merebut maupun yang mempertahankan kekuasaan. Dalam hal ini, peran pemuda dan mahasiswa serta organisasi sukarela (kelompok masyarakat sipil) sangat penting.

 

Gerakan pemuda dan mahasiswa

Generasi muda selalu diharapkan menjadi kekuatan yang militan dalam mempertahankan demokrasi. Tidak bisa dimungkiri, selalu ada kehawatiran dan rumor-rumor yang membuat pemuda dan mahasiswa tidak sepenuhnya murni sesuai hati nurani. Ada tuduhan-tuduhan bahwa pemuda dan mahasiswa juga berpolitik praktis, ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.

Terlepas dari anggapan bahwa gerakan pemuda dan mahasiswa sebagai mitos, harapan terhadap pemuda dan mahasiswa sebagai pilar utama demokrasi merupakan hal yang sangat logis. Pertama, membangun sistem yang kuat dan kokoh adalah hal yang sangat berhubungan dengan kepentingan generasi muda.

Sistem yang kokoh akan menjamin kehidupan di masa mendatang yang berdasarkan nilai-nilai keadilan, persamaan, dan kebebasan. Dengan sistem yang adil maka generasi muda akan menikmati kehidupan yang berperadaban dan bermartabat. Sistem tersebut menjamin kesamaan kesempatan, profesionalitas yang lebih menjanjikan kehidupan yang lebih baik.

Kedua, sangatlah disayangkan ketika pemuda dan mahasiswa bersikap pragmatis, mengejar kenikmatan sesaat, bersikap hedonis, apatis, membenarkan segala cara yang penting bisa mendapatkan keuntungan. Tentu, sangat menyedihkan jika kelompok pemuda dan mahasiswa yang pragmatis menjadi penentu dan pengendali sejarah Indonesia selanjutnya.

Pendidikan di Tanah Air memang belum ideal sehingga Indonesia berharap-harap cemas menanti tampilnya generasi muda yang memiliki karakter kuat yang bisa menjaga demokrasi Indonesia. Dengan survei yang menunjukkan lebih dari 50% pemilih pemula bisa menoleransi politik dinasti, tentu menjadi reminder yang sangat menghawatirkan. Perlu ada upaya yang sistematis menyadarkan situasi ini, perlu ada sikap untuk tidak menyerah, mari bangkit menghadapi keadaan ini.

 

Organisasi sukarela

Organisasi sukarela memiliki peran yang strategis dalam demokrasi sebagaimana harapan terhadap pemuda dan mahasiswa agar menjadi penopang utama demokrasi. Di akhir masa Orde Baru, organisasi-organisasi sukarela sangat menjamur. Terdapat banyak lembaga kajian yang mengembangkan pemikiran tentang demokrasi, diskusi-diskusi yang sangat hangat tentang berbagai hal yang meramaikan public sphere. Dari situ muncul pemikiran-pemikiran kritis untuk mengonsolidasi demokrasi. Para cendekiawan, akademisi, aktivis, dan mahasiswa menjadi kekuatan yang sangat strategis.

Indonesia menjadi negara demokrasi yang relatif aman dan stabil karena ada tradisi kesukarelaan. Sebagian besar dari warga negara Indonesia terbiasa dengan berorganisasi. Perkumpulan-perkumpulan yang bersifat guyub rukun, termasuk juga membahas masalah-masalah kemasyarakatan, melatih kepemimpinan, diskusi, dan mengekspresikan kebebasan berbicara dan berpendapat.

Muculnya berbagai organisasi sukarela, di mana masyarakat tidak hanya berafiliasi dalam satu organisasi, tetapi bisa masuk dalam dua atau lebih keanggotaan organisasi, menjadikan munculnya katup pengaman (safety valve) yang mencegah terjadinya konflik yang terlalu dalam karena safety valve tersebut memfasilitasi resolusi konflik.

Seiring dengan Orde Reformasi, muncul kekuatan politik yang terlalu dominan dan memperlemah kekuatan civil society. Tokoh-tokoh, para intelektual yang menggawangi organisasi sukarela, berpindah menempati jabatan di pemerintahan dan lembaga politik lainnya. Meskipun demikian, harapan organisasi sukarela untuk tetap menjadi civil society organization juga tetap logis, mengingat peran sejarah yang pernah ada. Di tengah-tengah pragmatisme politik, Indonesia rindu akan kembalinya gerakan civil society.

 

Resiliensi demokrasi

Demokrasi tidak berada di ruang hampa. Sebaliknya, demokrasi ditentukan oleh sejauh mana komitmen semua pihak untuk berada dalam rel-rel demokrasi. Perlu kesadaran dari semua pihak untuk tetap mempertahankan demokrasi. Sayangnya, realitas politik telah menghasilkan elite terlalu dominan, tampilan-tampilan luar dan narasi-narasi dominan yang diciptakan oleh penguasa politik untuk menipu masyarakat. Pilihan-pilihan yang tersedia merupakan hasil dari rekayasa terhadap demokrasi sehingga menghasilkan pilihan yang tidak memenuhi standar yang bisa memuaskan jika digunakan kriteria demokrasi.

Indonesia harus berdamai dengan realitas, tidak ada pilihan kecuali menerima apa yang ada sebagai kenyataan dan mencegah hal yang lebih buruk lagi terjadi. Hal yang patut disyukuri ialah Indonesia berhasil melewati tantangan polarisasi dalam kehidupan sosial yang sangat tajam dampak dari Pemilu 2019.

Demikian juga dalam demokrasi, rakyat yang pada ahirnya memiliki kekuasaan untuk memilih. Sayangnya, pilihan-pilihan yang tersedia bukan pilihan yang tidak mengandung risiko yang menyulitkan.

Tantangan yang masih sangat kuat ke depan ialah politik uang (money politics) dan politik dinasti, serta narasi-narasi yang diciptakan untuk pembenaran terhadap situasi dengan mengabaikan substansi demokrasi.

Cobaan yang sangat sulit bagi kelompok civil society ialah ketakutan untuk berbicara karena kehawatiran terhadap kekuatan politik yang dominan yang bisa menghabisi semua potensi. Indonesia berada dalam situasi serbasalah sebagai hasil rekayasa yang sangat tidak terduga dan hasilnya sangat mengejutkan.

Salah dalam membuat statement, salah dalam memprediksi apa yang terjadi ke depan akan mempertaruhkan masa depan. Ujian yang sangat berat bagi Indonesia, dan semoga tetap kuat dan tetap bertahan. Tentu saja, kita harus mendorong dan sambil tetap berharap semoga generasi muda dan masyarakat sipil masih bisa melakukan sesuatu untuk Indonesia.

 

sumber : https://mediaindonesia.com/opini/632094/resiliensi-demokrasi-mungkinkah

Berita Terbaru

Video Terbaru

Banner tidak ditemukan.

Berita Lainnya

5 KANDIDAT URAI VISI MISI DAN PROKER DI DEBAT CATOR UNIQBU

5 KANDIDAT URAI VISI MISI DAN PROKER DI DEBAT CATOR UNIQBU

Buru- Periodesasi jabatan Rektor Universitas Iqra Buru (UNIQBU) 2024-2028 di tandai dengan Debat Calon Rektor yang digelar di Gedung Auditorium

Fenomena Generasi Muda Pulau Buru Memilih Studi di Luar Pulau: Tantangan dan Harapan untuk Pendidikan Lokal”

Fenomena Generasi Muda Pulau Buru Memilih Studi di Luar Pulau: Tantangan dan Harapan untuk Pendidikan Lokal”

Penulis: Dr. Risman Iye, M.Hum. (Dosen Prodi Sastra, Univ. Iqra Buru) OPINI- Pulau Buru, bagian dari Provinsi Maluku, merupakan salah satu

Uji Isi Otak Mahasiswa FAI di Sidang Skripsi

Uji Isi Otak Mahasiswa FAI di Sidang Skripsi

Penulis: Abd. Rasyid Rumata, S.Sos.I., M.Sos.I. (Dosen Prodi KPI, FAI Uniqnu) PENDIDIKAN- Puluhan mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Iqra Buru

Dialog Budaya “Kerjasama Koordinator Program dan SKK UNIQBU”

Dialog Budaya “Kerjasama Koordinator Program dan SKK UNIQBU”

Penulis: Abd. Rasyid Rumata, Sos.I.,M.Sos.I. (Dosen Prodi KPI, Univ. Iqra Buru) OPINI- Eksistensi budaya merupakan identitas kedaerahan yang tidak terlepas dari

PKN: PN Tidak Bisa Putuskan Penundaan Pemilu

PKN: PN Tidak Bisa Putuskan Penundaan Pemilu

Terkait putusan PN Jakarta Pusat yang salah memutuskan penundaan Pemilu sampai Juli 2025. Sebab Pengadilan Negeri (PN) tidak memiliki kewenangan

Pelepasan Pertukaran Mahasiswa Merdeka UNIQBU 2024

Pelepasan Pertukaran Mahasiswa Merdeka UNIQBU 2024

Kabar Buru- UNIQBU melepas 3 mahasiswa yang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdekan (PMM) yang dilaksanakan di ruang rapat kampus UNIQBU, yang

OPINI: Pengurus MUI Di Duga Terlibat Organisasi Yahudi

OPINI: Pengurus MUI Di Duga Terlibat Organisasi Yahudi

Penulis: Sari Rosmana (Mahasiswa Prodi KPI FAI Uniqbu) OPINI- Majelis Ulama Indonesia (MUI) penonaktifan terhadap dua nama yang diduga memiliki keterkaitan

Sejarah Ke-LDK-an di Maluku

Sejarah Ke-LDK-an di Maluku

Penulis: Hasanudin Tinggapy, M.Pd.I. (Dosen Prodi PAI, Uniqbu, eks offesio Pembina LDK At-Taqwa Uniqbu) OPINI- Dengan Rahmat Allah subhanahu wa ta'ala,

SKK UNIQBU Makin Hebat

SKK UNIQBU Makin Hebat

Penulis: Abd. Rasyid Rumata, S.Sos.I., M.Sos.I. (Dosen Prodi KPI, Univ. Iqra Buru) OPINI- Seperti biasanya di setiap tahun, Sanggar Kibar Kreasi

Melihat Indonesia dari Pelosok untuk Pemilu 2024

Melihat Indonesia dari Pelosok untuk Pemilu 2024

Oleh: A.R.Rumata, S.Sos.I.,M.Sos.I. (Dosen Komunikasi Penyiaran Islam, Univ. Iqra Buru) OPINI- Kepimpinan bangsa secara nasional pada level jabatan Presiden telah