BURU- Tak asing lagi di telinga dan mata publik tentang Sanggar Kibar Kreasi (SKK) Universitas Iqra Buru. Sebuah lembaga kemahasiswaan yang telah banyak mengibarkan karya, baik dalam lingkungan kampus maupun di tengah kehidupan masyarakat Kabupaten Buru.
Tepatnya tanggal 21 Desember 2024, sebuah gelaran acara yang bisa dibilang spektakuler, diberi nama Konser Seni Budaya bertema “Membumikan Budaya Daerah Di Kampus UNIQBU”.
Acara tersebut dihadiri ratusan penonton, baik yang di undang maupun mereka yang turut berpartisipasi dalam event pelestarian budaya yang di desain dalam bentuk Konser tersebut.
Untuk kesekian kalinya, program kegiatan SKK, selalu mengundang pihak rektorat, mulai dari Rektor, Wakil Rektor, para Dekan, hingga civitas akademika. Hingga acara yang mengundang sorotan publik yang ujung-ujung sebagai bagian dari sosialisasi peminat mahasiswa baru tahun 2025 mendatang, kembali tidak dihadiri pembesar-pekbesar kampus ini, meski mereka telah di undang dengan surat secara terhormat.
Dalam ungkapan terima kasih kepada semua yang hadir, pendiri SKK yang tak pernah rapuh semangatnya, A. Rasyid Rumata, S.Sos.I,.M.Sos.I, dengan tegas menyatakan bahwa memang setiap acara SKK, nyaris tidak dihadiri pihak rektorat, kecuali Wakil Rektor III Bidang Keagamaan dan Kerjasama, Dr. Saidna Zulfikar, Lc.
Pendiri SKK yang akrab di sapa Amy itu mengungkapkan, bahwa untuk kegiatan selanjutnya, SKK tidak perlu buang tinta dan kertas untuk menulis surat undangan kepada pembesar kampus yang menganggap SKK ini hanya sebuah lembaga kecil yang tidak ada apa-apanya.
Setidaknya ratusan orang yang hadir memadati Auditorium A.R.Tukuboya pada saat acara Konser tersebut, tentu berdampak oada animo publik untuk memilih UNIQBU sebagai lembaga perguruan tinggi yang bisa menopang potensi diri sebagai calon mahasiswa masa depan.
SKK didirikan untuk membangkitkan karya mahasiswa, bukan atas perintah kampus dalam sejarah pendiriannya, melainkan kemauan dari A.R.Rumata sebagai pendiri utama dan beberapa mahasiswa sejak tahun 2005 kala itu. Namun kenyataannya yang begitu lucu yang ditunjukkan, memang di luar dari dugaan akal sehat. Oleh karena itu, pendiri ini menegaskan bahwa semua kader organisasi yang berlambang burung Elang itu, harus mandiri,, toh memang selama ini SKK lebih banyak bergerak dengan kemandiriannya daripada mengharapkan “satu buah seruling” sebagai fasilitas untuk berkarya.
Rektor yang di undang dengan hormat untuk menyampaikan sambutan dan membuka acara Konser Seni Budaya tersebut, justru tak kunjung hadir, maka penghargaan tersebut diberikan kepada Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buru, ibu Joharia Tan, SE. Dalam sambutannya, Kabid Kebudayaan yang akrab di sapa Ci Je itu, menyambut dengan rasa haru, gembira dan bangga pada SKK, yang begitu luar biasa dan hebat bisa berkarya dengan kegiatan kebudayaan yang hebat seperti ini.
Begitulah model pembesar-pembesar tertentu di kampus UNIQBU, yang seperti menutup mata dan telinga terhadap hampir semua hajat baik yang di gelar oleh SKK.
Letakkan berlain di hati, jangan timbun sampah, sebab ketua Yayasan m
Muslim Buru pertama, almarhum H.A.R. Tukuboya pernah mengatakan, “UNIQBU menjadi kuat karena adanya kekokohan 4 pilar, yaitu Civitas Akdemika, Yayasan, Mahasiswa, dan Masyarakat”.(*)