BURU- Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) merupakan program pendanaan dari Ditjen Diktiristek melalui DRTPM untuk menjembatani kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEKS yang dihasilkan oleh perguruan tinggi untuk dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat.
Melalui program Kosabangsa 2024, Universitas Iqra Buru (Uniqbu) dan Universitas Halu Uleo (UHO) berkolaborasi untuk menerapkan inovasi dan teknologi dalam meningkatkan produktivitas tanaman kayu putih berbasis Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) di Desa Waimiting, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru, dan dijalankan mulai September hingga Desember 2024.
Menurut Idrus Hentihu, inovasi dan teknologi yang akan diterapkan tersebut diberikan kepada dua mitra sasaran, yaitu Kelompok Petani Daun Kayu Putih “Karya Mandiri Bupolo” dan Kelompok Petani Daun Kayu Putih “Kayu Putih Lesatari”. Pada Kelompok Petani Daun Kayu Putih “Karya Mandiri Bupolo”, inovasi dan teknologi yang akan diterapkan difokuskan pada bidang pertanian, yaitu penerapan teknologi good agricultural practices tanaman kayu putih berbasis biodekomposer trichoderma dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu.
Sementara menurutnya “Kelompok Petani Daun Kayu Putih “Kayu Putih Lesatari” difokuskan pada bidang perekonomian, yaitu penerapan teknologi penyulingan dan pengemasan modern untuk meningkatkan keamanan, kuantitas, dan kualitas produksi serta pemanfaatan limbah menjadi bahan bakar ramah lingkungan”, ungkapnya.
“Pada pelaksanaan Program Kosabangsa 2024 ini, tim yang terlibat diantaranya yaitu Tim Pendamping dari Universitas Halu Uleo (UHO) yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Muhammaat Taufik, M.Si. (Ketua Tim), dan RH. Fitri Faradila, S.T.P, M.Sc, P.hD (Anggota). Sementara tim dari Universitas Iqra Buru selaku pelaksana, terdiri dari Dr. Idrus Hentihu, S.P, M.Si (Ketua Tim), Iskandar Hamid, S.P, M.Si (Anggota), dan Muhammad Bula, S.T, M.T (Anggota)”, tambahnya.
Sebelum mengawali kegiatan ke lokasi mitra sasaran, Tim Program Kosabangsa Universitas Iqra Buru (Uniqbu) dan Universitas Halu Uleo (UHO) melakukan pertemuan dengan Rektor Universitas Iqra Buru, (Namlea,18/10/2024).
Selanjutnya, Idrus Hentihu menyampaikan bahwa “pertemuan itu selain sebagai bagian dari tahapan sosialisasi, pertemuan inipun dimaksudkan untuk mendapatkan arahan terkait pelaksanaan Program Kosabangsa yang akan dilaksanakan di lokasi mitra sasaran. Dan selanjutnya dilakukan sosialiasasi dan pelatihan kepada mitra sasaran di Desa Waimiting, 19/10/2024”.
Sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan adalah pembuatan bahan/pupuk organik terfermentasi menggunakan dekomposer Trichoderma sp. dan bahan dekomposer lainnya seperti EM4. Menurut M. Taufik yang merupakan Ketua Tim Pendamping dari Universitas Halu Uleo Kendari, menyampaikan bahwa “penggunaan bahan decomposer tersebut sebagai bahan amelorant/pembenah tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memudahkan akar tanaman mendapatkan hara di dalam tanah. Hal ini akan bermuara pada perbaikan pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan menghasilkan performa vegetatif tanaman kayu putih yang baik yang akhirnya akan menghasilkan minyak kayu putih dengan kualitas baik” imbuhnya.
Sementara itu, kegiatan sosialiasasi dan pelatihan lainnya yaitu tentang pengukuran kualitas minyak kayu putih. Menurut Faradila yang merupakan anggota Tim Pendamping, menyampaikan “pelatihan ini memberikan pemahaman kepada peserta mengenai dua parameter penting dalam menentukan kualitas minyak kayu putih, yaitu berat jenis dan indeks bias. Dalam sesi pelatihan ini, berat jenis minyak kayu putih diukur dengan menggunakan piknometer kemudian indeks bias menggunakan refraktometer”, ungkapnya.
Lanjut, ia menyampaikan bahwa “pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengevaluasi mutu minyak kayu putih secara mandiri, sehingga kualitas produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar pasar yang lebih baik dan mampu bersaing di pasaran. Pengujian minyak kayu putih menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) 3954-2014 dan kadar sineol menggunakan SNI 06-3954-2001”.
Selama pelatihan dan diskusi peserta memberikan respon yang antusias terhadap materi-materi yang diberikan. Dan menurut Idrus Hentihu, bahwa “kegiatan lanjutan masih akan dilakukan seperti penyemaian/pembibitan benih tanaman kayu putih dan penguatan sistem penyulingan mitra sasaran dan pemanfaatan limbah hasil penyulingan sebagai briket untuk digunakan sebagai bahan bakar, juga merupakan penerapan sistem zero waste”.
Selanjutnya dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini, mewakili tim pelaksana, tim pendamping, dan mitra sasaran pada Program Kosabangsa 2024, Idrus Hentihu menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengambdian Kepada Masyarakat, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Republik Indonesia atas pemberian pendanaan Program Kosabangsa Tahun Anggaran 2024.(*)
Editor. M. Rusdi