BURU- Ekspetasi tak seindah realita, beberapa mahasiswa dari berbagai fakultas sering mengutarakan keluhannya akan fasilitas kampus Universitas Iqra Buru (UNIQBU) yang masih kurang memadai. Hal ini di buktikan dengan adanya berbagai masalah, mulai dari kurangnya ruang kuliah (kelas), belum maksimalnya ruangan laboratorium bagi masing-masing fakultas.
Keluhan terkait fasilitas yang tak kunjung di perhatikan, tidak hanya dirasakan dalam lingkungan fakultas, namun juga Universitas. Hal ini mendapat tanggapan serius oleh A.Rasyid Rumata sebagai dosen program studi Komunikasi Penyiaran Islam(KPI) sekaligus dosen senior di kampus, saat ditemui jurnalis kapasiqra. Dikatakan oleh dosen yang akrab disapa Amy itu, bahwa “UNIQBU sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS), bukan tidak mampu memberikan fasilitas yang layak, tetapi perlu diketahui bahwa kampus kita ini bukan perguruan tinggi berlebel negeri. UNIQBU merupakan PTS yang berdiri sendiri pada naungan Yayasan Muslim Buru (YMB), secara otomatis hal tersebut (fasilitas red) bukan berarti Rektor dan pihak YMB tidak memperhatikan fasilitas kampus, akan tetapi ada hal yang jarang kita ketahui seperti masalah keuangan, dan faktor lain yang berpengaruh, yakni lembaga kampus ini kurang mengekspansikan diri dalam hal kerja sama dengan lembaga-lembaga yang lain”, Ungkapnya.
Saat ditanya tentang biaya kuliah, mantan Presiden Mahasiswa IAIN Ambon ini mengungkap; “Yaa kalau mau di bilang masih banyaknya kekurangan yang harus dibenahi, namun disisi lain, UNIQBU termasuk salah satu PTS yang biaya kuliahnya tergolong murah dan sudah sangat membantu mahasiswa untuk berproses di PTS yang dijuluki kampus biru ini”.
Dengan modal biaya akademik yang sangat terjangkau dan murah untuk PTS se-Maluku, menurut Wakil Dekan FAI ini, menjadi peluang bagi calon mahasiswa baru untuk setiap tahun, khususnya lulusan tahun 2024, memiliki kesempatan emas untuk melanjutkan studi pendidikan tinggi di UNIQBU, tentunya memilih program studi KPI sebagai jurusan perkuliahannya.
Kembali pada fasilitas, dosen yang akrab dengan mahasiswa ini menuturkan beberapa hal;
1. Rektorat dan YMB patut membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, baik kabupaten maupun pemerintah provinsi
2. UNIQBU harus melebarkan sayap untuk adanya kerjasama dengan berbagai kementerian sesuai kebutuhan 8 fakultas yang dimiliki
3. Khusus untuk dosen, perlu dibantu untuk melakukan kegiatan ekstra yang bersifat non akademik bersandarkan semangat dan tuntutan tridarma
4. Pimpinan lembaga ini seharusnya tidak kaku untuk “ngopi” bersama pihak-pihak yang memiliki andil dalam banyak hal.
Kita berharap UNIQBU selalu berbenah diri dalam perbaikan raut wajah kampus dengan modernisasi pendidikan tinggi yang semakin kompetitif. (Senin, 24/06/2024).
Editor: Jaingkang Rosmana