Oleh: A.R.Rumata, Sos.I.,M.Sos.I. (Dosen Komunikasi Penyiaran Islam, Univ. Iqra Buru)
OPINI– Pencalonan Rektor Universitas Iqra Buru (UNIQBU) mulai nampak titik terangnya. Sebanyak lima orang Calon Rektor (Cator) UNIQBU akan berkompetisi meraih kursi orang nomor 1 di UNIQBU. Lima Cator tersebut telah bergelar pendidikan S3/Doktor.
Proses pemilihan Rektor periode ini di awali dengan penyampaian visi misi, dilanjutkan denga Debat kandidat Cator UNIQBU. Hal ini merupakan sebuah langkah maju yang di ukir oleh UNIQBU sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Maluku. Sekiranya agenda debat Cator ini menjadi pintu masuk penilaian civitas akademika dan publik terhadap kelayakan Rektor UNIQBU periode 2024,.tentunya lebih majunya amanah tri darma sebagaimana wajibnya sebuah perguruan tinggi pada umumnya.
Proses debat yang akan di gelar, sepatutnya diberikan kesempatan kepada semua pihak pada lingkup UNIQBU untuk tidak sekedar bertanya, lebih dari itu ada ide atau gagasan untuk memperkuat kualitas Cator yang akan menjadi bakal calon, sehingga debat yang bergulir sarat dengan nuansa ilmiah, dan bukan debat kusir tak berkualitas.
Hasil debat Cator ini merupakan cikal bakal untuk semua pemilik hak suara menentukan pilihan, bukan karena tendensi politis atau faktor pendekatan lainnya, melainkan penilaian cermat atas kualitas Cator itu sendiri, sehingga pilihan yang ditentukan bukan atas dasar “asal suka”.
Terdapat hal-hal akademik krusial yang patut dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi periode ke depan, baik oleh Rektor, Wakil Rektor, pimpinan fakultas, maupun pimpinan-pimpinan lembaga. Melalui debat Cator ini, sangat penting mengurai tentang Sumber Daya Manusia (SDM) secara kolektif, dinamisasi Tri Darma, maupun efektifitas kerjasama internal, lebih khusus kerjasama eksternal perguruan tinggi.
Pilar-pilar terpenting untuk menunjang laju pertumbuhan UNIQBU tidak bisa di pandang sebelah mata apalagi lalai. Pilar tersebut, yakni penguatan terhadap eksistensi Yayasan Muslim Buru (YMB) dalam dukungan sebagai penyelenggara perguruan tinggi, efektifitas kemajuan rektorat dalam posisi penguatan kepemimpinan Rektor, Wakil Rektor, pimpinan fakultas, pimpinan lembaga, tenaga dosen, hingga pegawai. Selanjutnya penguatan kemajuan pola pikir dan karakter mahasiswa yang lebih di orientasikan pada ketajaman analisis, kuat membaca dan diskusi ilmiah, kedewasaan pemahaman akademik, kemampuan manajerial organisasi, analisis sosial, dan analisis diri. Kemudian hal urgen yang tidak bisa dilepas pisahkan adalah masyarakat luas sebagai stake holders dalam proses kehidupan kampus, khususnya daya terima masyarakat terhadap UNIQBU, dan luaran mahasiswa yang memiliki kompetensi, dan senantiasa di butuhkan dalam kehidupan masyarakat.(*)
Oleh: A.R.Rumata, Sos.I.,M.Sos.I.
Dosen Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas Iqra Buru