Media Kapas Iqra

Benalu Politik: Hegemoni Elit dan Demokrasi yang Tergerus

Redaksi: kapasiqra.com | August 23, 2024

Penulis: M. F. Sangadji, SE., M.Si. (Dosen Fakultas Ekonomi, Univ. Iqra Buru)

OPINI- Dalam kancah politik modern, fenomena benalu politik semakin terasa menggurita, di mana para elit partai cenderung berlindung di balik ‘pohon besar’, metafora untuk lembaga atau figur politik yang memiliki pengaruh luas yang siap tumbang oleh tindakan mereka yang rakus akan kekuasaan dan jabatan.

Hegemoni ini, sebagaimana dikemukakan oleh Antonio Gramsci pada tahun 1930-an, adalah manifestasi dari dominasi kultural dan ideologis yang dilakukan oleh kelompok elit untuk mempertahankan status quo, yang pada akhirnya menimbulkan ketidakstabilan dalam struktur politik (Gramsci, 1971).

Fenomena ini semakin diperparah dengan repetisi sejarah demokrasi yang kini terlihat mirip bahkan bisa dikatakan lebih parah dibandingkan era Orde Baru.

Hal ini mengingatkan pada teori siklus politik oleh Robert Michels yang menjelaskan bahwa oligarki cenderung muncul dalam organisasi politik apa pun, di mana elite akan selalu mencari cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka (Michels, 1911). Kondisi ini tidak hanya menggerogoti fondasi demokrasi yang seharusnya berakar pada kepentingan rakyat, tetapi juga mengancam integritas dan keberlanjutan dari sistem demokrasi itu sendiri.

Melihat fenomena ini, penting bagi kita untuk merefleksikan kembali prinsip-prinsip demokrasi dan mendorong transparansi serta partisipasi publik yang lebih luas dalam proses politik untuk menghindari degradasi demokrasi yang lebih dalam.

Refleksi atas situasi ini membawa kita pada pentingnya pembaharuan dalam struktur politik dan partai. Menurut teori demokrasi deliberatif yang dikembangkan oleh Jürgen Habermas pada tahun 1990-an, dialog dan diskusi terbuka antara masyarakat sipil dan negara adalah kunci untuk mencapai konsensus yang autentik dan menghindari dominasi sepihak oleh elit politik (Habermas, 1996).

Ini berarti bahwa sistem politik harus lebih inklusif dan transparan, memberikan ruang yang lebih besar untuk partisipasi publik dalam pengambilan keputusan.

Lebih lanjut, teori disfungsi politik oleh David Easton menawarkan perspektif bahwa sistem politik yang sehat harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakatnya (Easton, 1965). Ketika elit politik menggunakan kekuasaan semata-mata untuk keuntungan pribadi atau kelompok, tanpa mempertimbangkan kepentingan publik, maka ketidakpuasan publik akan meningkat dan legitimasi pemerintah akan menurun.

Oleh karena itu, penting bagi sistem politik untuk mengembangkan mekanisme yang memastikan kekuasaan dapat dikontrol dan diimbangi oleh kepentingan rakyat.

Dengan memperhatikan teori-teori ini, bisa dilihat bahwa keberadaan ‘benalu politik’ tidak hanya mengancam stabilitas politik, tetapi juga memperlemah fondasi demokrasi itu sendiri. Solusinya adalah melalui penguatan lembaga-lembaga demokrasi dan peningkatan kualitas dialog politik, di mana masyarakat sipil memiliki peran lebih dominan dan efektif dalam menentukan arah dan kualitas kebijakan publik.

Selain itu, reformasi struktural perlu diimplementasikan untuk memastikan bahwa pohon demokrasi tidak hanya kuat dari luar, tetapi juga sehat dan bebas dari parasit politik yang menggerogotinya dari dalam.(*)

Berita Terbaru

Video Terbaru

Banner tidak ditemukan.

Berita Lainnya

Merefleksikan Semangat Sumpah Pemuda di Era Generasi Z: Tantangan dan Peluang

Merefleksikan Semangat Sumpah Pemuda di Era Generasi Z: Tantangan dan Peluang

Penulis: M. Rusdi, M.Pd. (Dosen Sosiologi, FAI Univ. Iqra Buru) OPINI- Hari Sumpah Pemuda merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia, yang

Ruang Digital, Ruang Dakwah: Mahasiswa KPI Uji Gagasan Lewat Proposal Skripsi Bertema Media Sosial

Ruang Digital, Ruang Dakwah: Mahasiswa KPI Uji Gagasan Lewat Proposal Skripsi Bertema Media Sosial

BURU- Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), UNIQBU menggelar ujian proposal skripsi pada Rabu, 14 Mei 2025 bertempat di

Manuver Politik Penyebab Mahkamah Konstitusi Makin Tidak Dipercaya Publik

Manuver Politik Penyebab Mahkamah Konstitusi Makin Tidak Dipercaya Publik

Diskursus tentang pemilu dengan sistem proporsional terbuka dan tertutup belakangan santer terdengar di berbagai media. Hal itu tidak terlepas dari

Nilai Kuliah Mahasiswa Raib (Fenomena Di UNIQBU)

Nilai Kuliah Mahasiswa Raib (Fenomena Di UNIQBU)

Penulis: Abd. Rasyid Rumata, S.Sos.I., M.Sos.I. (Dosen Fai Uniqbu) OPINI- Menghabiskan waktu mulai dari waktu pagi hingga siang, bahkan juga

Sejak Lama Aku Jatuh Cinta

Sejak Lama Aku Jatuh Cinta

Penulis: Abd. Rasyid Rumata, S.Sos.I., M.Sos.I. (Dosen Prodi KPI, Uniqbu) OPINI- Sudah lebih dari ribuan tahun hanya namamu yang kami patrikan.

Sumpah Pemuda dan Pragmatisme Generasi Z Tahun 2024

Sumpah Pemuda dan Pragmatisme Generasi Z Tahun 2024

Penulis: Ahmad Jais, S.Pd., Gr. (Guru SMA Negeri 1 Modayag, Sulawesi Utara) OPINI- Tanggal 28 Oktober 1928 menandai peristiwa bersejarah

Pemilihan Ketua Prodi KPI UNIQBU Sempat Memanas, Siapa Yang Terpilih?

Pemilihan Ketua Prodi KPI UNIQBU Sempat Memanas, Siapa Yang Terpilih?

BURU- Kamis siang, dilakukan proses penjaringan pemilihan Ketua Program Studi (Kaprodi) KPI, oleh Senat Fakultas yang di hadiri oleh seluruh Civitas

Bantuan SAPRAS KEMENAG RI ke FAI UNIQBU; Begini Harapan Mahasiswa

Bantuan SAPRAS KEMENAG RI ke FAI UNIQBU; Begini Harapan Mahasiswa

Buru- Bantuan sarana prasarana (Sapras) yang di tunggu-tunggu, akhirnya datang juga. Sejumlah bantuan Sapras oleh Kementerian Agama Republik Indonesia kepada

Mahasiswa FAI UNIQBU Gelar Ujian Proposal Skripsi, Siap Lanjutkan Penelitian Akademik

Mahasiswa FAI UNIQBU Gelar Ujian Proposal Skripsi, Siap Lanjutkan Penelitian Akademik

BURU– Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Iqra Buru (UNIQBU) kembali melaksanakan ujian proposal skripsi bagi mahasiswa semester akhir pada Sabtu,

Budaya Bangsa Dalam Kemerdekaan

Budaya Bangsa Dalam Kemerdekaan

Penulis: Abd. Rasyid Rumata, S.Sos I., M.Sos.I. (Dosen Prodi KPI, Univ. Iqra Buru) OPINI- Usia Indonesia sebagai sebuah bangsa telah mencapai